Oleh : Isman Rahmani Yusron
Raymond Catell |
Raymond
Catell dan John Horn, merupakan dua tokoh penting dalam perkembangan teori CHC
(Catell’s-Horn-Caroll). Keduanya, mengembangkan teori tentang tes intelegensi
kontemporer yang didukung oleh bukti empiris berdasarkan prinsip-prinsip
psikometrika. Flanagan & Harrison (2012), menyebut bahwa
teori CHC ini merupakan pendekatan yang paling komprehensif dan didukung secara
empiris oleh teori psikometrik dalam menjelaskan struktur kemampuan kognitif. Diawali
oleh Catell pada awal tahun 1940an, yang membuka jalan kemungkinan untuk
memperluas pendekatan teori intelegensi yang tidak hanya diklasifikasikan hanya
general dan special factor sebagaimana teori dari Spearman, secara simpel
Catell membelah g-factor menjadi dua bagian yang akan dijelaskan kemudian.
Catell yang merupakan mahasiswa Doktoralnya Spearman, membangun pengembangan
pendekatan intelegensi berbeda dari mentornya sendiri. Begitupun perkembangan
teori yang dibangun Catell sendiri, dikembangkan lagi menjadi lebih luas hingga
menjadi model 8 faktor oleh John Horn yang merupakan murid dari Raymond Catell.
Pengembangan tersebut kemudian dikenal sebagai Catell-Horn Gf-Gc Theory.
Perkembangan
Catell-Horn Gf-Gc Theory
Beberapa
tahun kemunculan dan perluasan teori g yang dipionir oleh Spearman, banyak
psikolog dan ilmuwan psikologi membantah teori ini. Thurstone salah satunya,
beserta psikolog lain yang menentang teori g dan s Spearman, lebih mendukung
dan menekankan perombakan teori g pada pendekatan multiple ability (Kaufman,
2009).
Ditengah perdebatan mendukung dan menentang teori g Spearman, Catell yang
merupakan mahasiswa doktoral Spearman, secara simple membagi faktor g menjadi
dua kemampuan yakni Fluid Intelligence (Gf) dan Crystallized Intelligence (Gc). Teori yang diajukan Catell mengenai Gf-Gc yang
merupakan dikotomi konseptual mengenai kemampuan kognitif individu, berbasis
pada teori faktor analitik yang digunakan oleh Thurstone pada tahun 1930an (Flanagan
& Dixon, 2013). Fluid
Intelligence mengacu pada kemampuan
individu dalam menyelesaikan masalah baru dengan menggunakan kemampuan reasoning, sedangkan Crystallized Intelligence mengacu pada kemampuan yang berasal dari pengetahuan
yang sangat bergantung pada pendidikan dan akulturasi serta resisten dari
dampak pertambahan usia. Mengenai Fluid
Intelligence, Catell percaya bahwa
elemen ini merupakan bentuk dari fungsi faktor biologis dan neurobiologis yang
sangat rentan terpengaruh oleh pertambahan usia (Kaufman,
2009).
Gf dipercayai Catell, merupakan hasil dari belajar insidental individu dengan
lingkungannya, yang mencakup kemampuan penalaran induktif dan deduktif yang
dipengaruhi oleh faktor biologis dan neurobiologis (Flanagan
& Dixon, 2013).
Teori
Gf-Gc pertama kali dikemukakan secara tertulis oleh Catell pada tahun 1943
dalam Psychological Bulletin, walaupun
tiga tahun sebelumnya ia mempresentasikan teori ini pada American Psychological
Meeting. Dalam paper pada buletin tersebut, Catell menekankan empat hal yang
menjadi poin utama teori Gf-Gc (Postlethwaite,
2011)
yaitu:
- Kapasitas mental individu terdiri dari dua jenis yang karakteristiknya lebih tepat disebut dengan istilah “fluid” dan “crystallized”.
- Kemampuan “Fluid” merupakan karakteristik dari general ability (kemampuan general) untuk membedakan dan merasakan suatu hubungan antara beberapa hal, baru atau lama. Kemampuan ini bertambah hingga memasuki masa remaja, dan secara perlahan mengalami kemunduran. Hal ini berkaitan dengan aksi dari keseluruhan korteks. Fluid ability, bertanggung jawab dalam interkorelasi, atau faktor general, yang ditemukan pada tes anak-anak, dan pada tes kecepatan atau tuntutan adaptasi pada tes dewasa.
- Kemampuan “crystallized” terdiri dari kemampuan yang terbiasa membedakan suatu ketetapan yang telah ada dalam berbagai bidang tertentu, berasal dari pengoperasian kemampuan fluid, namun tidak lagi membutuhkan wawasan perseptual (penalaran) untuk mengoperasikannya.
- Tes intelegensi pada semua umur merupakan kombinasi dari hasil kemampuan fluid dan crystallized, namun pada anak-anak kemampuan fluid lebih dominan daripada pada orang dewasa dimana, karena resesi dari kemampuan fluid, performa puncak lebih banyak ditentukan oleh kemampuan crystallized.
Berdasarkan dari empat hal diatas, dapat
disarikan bahwa fluid intelligence merupakan kemampuan yang
berasal dari performa neurologis otak yang dimiliki individu yang terkait
dengan kemampuan menalar dan menyelesaikan persoalan dengan menggunakan
kemampuan perseptual. Fluid intelligence ini cenderung merupakan
kemampuan dasar bawaan yang tidak terkait dengan latihan, karena sangat dominan
terlihat pada masa anak-anak dan mulai mengalami resesi pada saat memasuki masa
remaja. Hal ini dikarenakan pada masa remaja, kemampuan crystallized yang berasal dari pengetahuan dan terkait dengan
pendidikan dan akulturasi, jauh lebih dominan digunakan daripada kemampuan fluid. Sedangkan pada crystallized intelligence, merupakan kemampuan yang berasal dari pengoperasian
kemampuan fluid yang telah dimiliki
sebelumnya dalam mencerna pengetahuan pengetahuan baru. Wawasan perseptual
tidak terlalu digunakan, melainkan lebih pada penggunaan analitis yang
didasarkan pada pengetahuan-pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Usaha empirik Catell dalam menguji teori
Gf-Gc ini dilakukan pada tahun 1963, dimana ia melakukan penelitian menggunakan
277 sampel siswa kelas 7 dan 8 menggunakan tes Primary Mental Ability (PMA) dari Thurstone, Cultural Fair Intelligence Scales, dan inventory kepribadian High School Personality Questionarre
(HSPQ). Catell menemukan bukti mengenai perbedaan dua faktor kemampuan general
yang kemudian dilabeli Gf dan Gc (Postlethwaite,
2011).
Dalam temuannya, kebanyakan dari subtes Cultural
Fair (pengklasifikasian, susunan
angka, tipologi) memuat faktor kemampuan Fluid.
Sedangkan tes Verbal, Reasoning, dan Number Thurstone banyak memuat faktor
kemampuan Crystallized. Temuan Catell
ini menunjukkan bahwa Fluid Intelligence ini berkaitan dengan
kemampuan yang tidak membutuhkan latihan atau dengan kata lain penggunaan
kemampuan pemecahan masalah yang tidak didasarkan pada pengetahuan. Sedangkan crystallized intelligence berkaitan dengan kemampuan penyelesaian masalah yang
didasarkan pada kemampuan yang didapatkan sebelumnya. Temuan empirik Catell
ini, menggunakan analisis faktor yang membuat perkembangan teori ini
selanjutnya sangat di-support dengan
prinsip-prinsip psikometrika.
John Horn |
Pada tahun 1965, John Horn yang merupakan
mahasiswa doktoral dari Raymond Catell, kemudian mengembangkan teori Gf-Gc dari
gurunya tersebut. Bersama gurunya, Horn berkolaborasi dalam memperluas cakupan
dari teori Gf-Gc, yang kemudian sepanjang karirnya Horn terus memperluas dan
memperbaiki teori Gf-Gc. Pada tahun tersebut, John Horn mengembangkan dua
faktor teori Gf-Gc, dengan memasukkan empat tambahan kemampuan, yakni persepsi
atau pemrosesan visual (Gv), Memori jangka pendek atau Short Term Acquisition and Retrieval (Gsm), penyimpanan dan retrieval memori jangka panjang atau Tertiary Storage and Retrieval (Glr),
dan kecepatan pemrosesan (Gs) (Flanagan
& Dixon, 2013). Kolaborasi pengembangan teori Gf-Gc
oleh Catell dan Horn ini didapatkan melalui program sistematik dari struktur
atau analisis faktor, dan sangat berpengaruh dalam perkembangan teori
psikometrik tentang intelegensi (McGrew dalam Flanagan
& Harrison, 2012). Tiga tahun kemudian Horn
menambahkan satu kemampuan lagi yakni kemampuan pemrosesan auditori (Ga) dalam
model teoritiknya, serta menyempurnakan definisi dari Gv, Gsm, Glr dan Gs. Dalam
disertasi Horn, sejak awal ia yakin bahwa penelitian akan mendukung
ditemukannya kemampuan individu lebih dari dua kemampuan general (Kaufman,
2009).
Meski penelitiannya menggunakan prinsip-prinsip analisis faktor, Horn (Flanagan
& Harrison, 2012) juga menekankan bahwa penting untuk
diakui bahwa penemuan dari non-faktor analisis, seperti bentukan dari
heretabilitas, neurokognitif, perkembangan, dan faktor lainnya menyediakan
sumber tambahan dalam validitas bukti dari teori ini.
Pada awal tahun 1990an, Horn menambahkan
faktor yang merepresentasikan kemampuan kecepatan individu dalam bereaksi (reaction time) dan pengambilan keputusan (decision speed) yang
faktor ini ia sebut sebagai Gt (Horn dalam Flanagan
& Dixon, 2013). Kemudian selanjutnya Horn
menambahkan faktor lainnya yakni kemampuan kuantitatif (Gq) dan kemampuan
baca-tulis (Grw) kedalam model teoritis Gf-Gc secara berurutan. Berdasarkan
hasil pemikiran dan penelitian John Horn ini, teori Gf-Gc meluas menjadi
delapan model faktor dari Gf-Gc yang kemudian dikenal sebagai Catell-Horn Gf-Gc Theory (Flanagan
& Dixon, 2013). Inilah cikal bakal dari
perkembangan selanjutnya yang nantinya menjadi teori CHC pada saat ditambahkan
oleh teori yang dikemukakan John Carroll. Namun, teori CHC ini bermuara dari
teori yang lebih dahulu muncul mengenai Gf-Gc yang dikembangkan oleh Catell dan
Horn, meliputi faktor kemampuan Fluid
(Gf), kemampuan Crystallized (Gc),
Pemrosesan visual (Gv), Memori jangka pendek (Gsm), Memori jangka panjang
(Glr), Kecepatan pemrosesan (Gs), Pengambilan keputusan (Gt) atau correct decision speed (DCS), Kemampuan
pemrosesan auditori (Ga), Kemampuan kuantitatif (Gq) dan Kemampuan baca-tulis
(Grw).
Cikal bakal dari teori CHC ini yang
kemudian kebanyakan dipakai untuk mengklasifikasikan intelegensi dan tes
pencapaian dan neuropsikologi untuk memfasilitasi interpretasi dari performa
kognitif, dan menyediakan dasar untuk mengorganisir asesmen bagi individu yang
mengalami disabilitas belajar (Flanagan
& Dixon, 2013). Setelah masuk dan di integrasikan
dengan teori yang dikemukakan Caroll pada tahun 1993, yang akan dijelaskan
kemudian, maka teori ini terkenal menjadi Catell-Horn-Caroll
Theory (CHC).
Referensi
Flanagan, D. P., & Dixon, S. G. (2013). The
Cattell-Horn-Carroll Theory of Cognitive Abilities. In Encyclopedia of
Special Education. John Wiley & Sons, Inc. Retrieved from
http://dx.doi.org/10.1002/9781118660584.ese0431
Flanagan, D. P., &
Harrison, P. L. (Eds.). (2012). Contemporary Intellectual Assessment, Third
Edition: Theories, Tests, and Issues (3rd edition). New York: The Guilford
Press.
Kaufman, A. S. (2009). IQ
testing 101. Springer Publishing Company.
Postlethwaite, B. E.
(2011). Fluid ability, crystallized ability, and performance across multiple
domains: a meta-analysis. Retrieved from http://ir.uiowa.edu/etd/1255/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar