Rabu, 03 Agustus 2016

Apakah Psikologi kajian ilmiah?

Oleh: Isman Rahmani Yusron

Ilmiah atau tidaknya sebuah pengetahuan atau suatu bidang kajian, memerlukan syarat-syarat tertentu agar bidang kajian disebut sebagai sebuah Ilmu. Tidak semua pengetahuan atau bidang kajian akan menjadi ilmu, jika tidak memenuhi syarat-syarat utama agar kajian itu disebut sebagai ilmu. Hal yang paling mendasar, pengetahuan akan menjadi sebuah ilmu adalah ketika pengetahuan itu dapat dibuktikan dengan upaya yang tersistematis melalui metode ilmiah tertentu. Metode ilmiah adalah penggunaan prosedur yang objektif dan sistematis yang mengantarkan pada pemahaman yang akurat mengenai apa yang menjadi kajian (Gazzaniga, et.al, 2012:6) . Setidaknya, untuk dapat disebut ilmu, sebuah pengetahuan dan atau bidang kajian mensyaratkan empat hal; pertama, suatu bidang tersebut memiliki objek tertentu yang jelas; kedua, memiliki metode tertentu; ketiga, bersifat sistematis; dan yang terakhir bersifat universal.

Sebelum membuktikan bahwa Psikologi adalah sebuah ilmu atau dapat dikatakan ilmiah atau tidak, perlu dibedah terlebih dahulu istilah dari Psikologi sendiri. Secara terminologis, Psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa, dan “logos” yang berarti ilmu. Secara literal, arti dari Psikologi adalah ilmu tentang jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa –yang dalam hal ini jiwa manusia. Psyche, atau jiwa menurut KBBI (http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php, 2016) berarti roh manusia (yang ada di dalam tubuh dan menyebabkan seseorang hidup); nyawa; 2 seluruh kehidupan batin manusia (yang terjadi dari perasaan, pikiran, angan-angan, dsb). Jika merujuk pada definisi ini, Psikologi adalah sebuah bidang kajian yang mempelajari mengenai “ruh”. Bruno (1987) juga menyatakan bahwa Psikologi adalah studi penyelidikan mengenai ruh. Dalam pengertian yang lain, jiwa diartikan sebagai daya hidup rohaniah, bersifat abstrak dan menjadi pengatur bagi semua perbuatan manusia. Jika merujuk pada definisi ini, muncul sebuah pertanyaan bagaimana caranya mempelajari sesuatu yang bersifat abstrak seperti halnya jiwa atau “ruh”? Bagaimana menyelidiki sesuatu yang keberadaanya tak bisa ditangkap secara langsung oleh indra, padahal salah satu syarat agar dapat dikatakan ilmiah harus memiliki objek yang dapat diselidiki? Ilmuwan Thomas Alva Edison bahkan pernah mengatakan: “My mind is incapable of conceiving such a thing as a soul”.